Kluet Raya News - Secara umum wisata halal Aceh dapat diartikan sebagai kegiatan wisata yang dikhususkan untuk memfasilitasi kebutuhan berwisata ummat Islam.
Kehadiran wisata halal ini juga hadirnya sebuah paket perjalanan yang mengacu pada aturan hidup ummat Islam, baik di sisi adab mengadakan perjalanan, menentukan tujuan wisata, akomodasi, hingga makanan.
Kota-kota besar di negara dengan populasi mayoritas Islam masih menjadi tujuan utama para wisatawan halal, contohnya seperti Arab Saudi, Palestina, Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, Malaysia, Maladewa hingga Indonesia.
Tidak hanya itu, kini negara-negara dengan jumlah penduduk muslim minoritas pun bisa tetap dikunjungi tanpa khawatir dengan makanan, penginapan dan fasilitas lainnya, karena beberapa travel telah merancangkan paket khusus sesuai dengan kebutuhan ummat Islam.
Perlu diketahui, kebutuhan konsumen muslim terhadap wisata halal ini secara umum meliputi kemudahan untuk beribadah, mendapatkan makanan halal, mendapatkan nilai tambah dari perjalanan, serta terjaganya dari kemaksiatan dan kemungkaran.
Munculnya Wisata Halal
Istilah wisata halal baru mulai dikenal sejak 2015 ketika sebuah event World Halal Tourism Summit (WHTS) digelar di Abu Dhabi, UAE. Sebelumnya dunia pariwisata hanya mengenal sebagai muslim tour atau semisalnya. Dalam event ini WHTS berusaha menyadarkan bahwa pangsa pasar dari wisata halal amatlah besar dan perlu untuk terus dikembangkan.
WHTS bahkan memprediksi pada tahun 2019 nanti tidak kurang dari 238 milyar USD berputar di dunia wisata halal (di luar haji dan umrah), ini artinya pertumbuhan dunia wisata halal melejit hampir mendekati 90% lebih cepat dibanding wisata umum dari tahun ke tahun. Lebih hebatnya, jumlah itu terus tumbuh dari waktu ke waktu.
Pengertian secara umum wisata halal adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam.
Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini misalnya Hotel yang tidak menyediakan makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol dan memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita.
Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Kemudahan ini bisa berupa penyediaan tempat sholat di dalam pesawat, pemberitahuan berupa pengumuman maupun adzan jika telah memasuki waktu sholat selain tentunya tidak adanya makanan atau minuman yang mengandung alkohol dan adanya hiburan Islami selama perjalanan.
Peluang Wisata Halal
Dilihat dari sisi prospek wisata halal, dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh World Travel Market di London pada tahun 2007 disebutkan bahwa ada potensi yang sangat besar bagi pariwisata halal dari sisi ekonomi.
Tulisan lain dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh laman The Economist juga menyebutkan adanya prospek yang cukup besar bagi indsutri pariwisata halal, tidak hanya berhubungan dengan produk halal seperti makanan ataupun minuman non-alkohol tetapi juga pelayanan yang halal terutama yang berhubungan dengan interaksi antara wisatawan laki-laki dan perempuan.
Hingga 2015, pertumbuhan industri pariwisata halal dapat dikatakan sebagai pertumbuhan terbesar dibandingkan dengan jenis pariwisata lainnya.
Tulisan ini diolah dari berbagai sumber sebagai informasi dan wawasan untuk mengenal sekilas tentang apa itu wisata halal dan dilain kesempatan bisa dijelaskan secara terperinci lagi.
Sumber : disbudpar.acehprov.go.id
0 komentar:
Post a Comment