Kluetrayanews.com - Dalam mengarungi proses kehidupan, semakin tua usia seseorang, biasa nya digambarkan dengan kedewasaan dan kematangan dalam bersikap, bertindak dan berwawasan.
Namun begitu, tidak boleh juga disalahkan bila ada orang yang berpandangan, semakin tua umur seseorang, maka yang bersangkutan akan semakin gampang tersinggung, mudah marah, belikan dan ingin menang sendiri. Terlepas, mana yang akan kita jadikan acuan, pada dasar nya hal-hal yang dikemukakan diatas, dapat saja berlangsung secara bersamaan.
Hal yang tidak jauh berbeda dapat kita telaah juga dari kehidupan Partai Politik di negeri ini. Mereka yang senior dan sudah malang melintang di pentas politik, terkadang terjebak dalam politik narcis. Mereka merasa yang paling tahu atas kepolitikan yang tengah berlangsung.
Mereka seolah-olah memiliki tiket seumur hidup untuk tampil dalam Daftar Calon Tetap. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menjadikan diri nya sebagai pemberi solusi terhadap beragam masalah politik, terkait dengan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Politik kekanak-kanakan yang kerap kali mencuat dalam kehidupan sehari-hari, pada dasar nya merupakan bentuk ketidak-dewasaan politisi dalam mengeksiskan diri sebagai Wakil Rakyat.
Salah satu bentuk politik kekanak-kanakan yang kerap kali mengemuka dalam kehidupan nyata di lapangan adalah ada nya sikap dari para politisi senior yang menganggap diri nya paling hebat dan paling mengetahui seabreg soal politik. Gaya nya yang narcis melengkapi kekanak-kanakan nya itu.
Apa yang dilakukan seseorang dengan mengungkap kata hati terdalam nya kepada publik, pada inti nya merupakan salah satu bentuk dari sikap politik kekanak-kanakan. Terlebih-lebih bila yang disampaikan nya itu sebuah "curahan nati" guna mendapat rasa simpati rakyat.
Beberapa pihak menilai gaya politik seperti ini, bukanlah sikap politik yang elegan, namun lebih memperlihatkan sikap kecengengan sebagai seorang politisi. Akibat nya wajar, kalau banyak kalangan yang melecehkan nya.
Politik kekanak-kanakan sendiri, rasa nya akan tumbuh seiring dengan perjalanan wakru. Politik kekanak-kanakan mesti nya dapat kita rubah menjadi politik yang dewasa dan penuh tanggungjawab. Tidak sepantas nya politisi senior mengumbar "curhat". Justru akan lebih pas, kalau diri nya tampil di hadapan rakyat sambil menawarkan banyak solusi guna merampungkan berbagai masalah yang selama ini menghimpit perkembangan cita-cita bangsa. Pemimpin sejati adalah sosok yang mampu memberikan alternatif pemecahan maslah terhadap "will" dan "need" rakyat nya sendiri.
Dengan semakin banyak nya animo anak bangsa untuk menjadi pejabat publik, boleh jadi hal ini merupakan "angin segar" bagi perkembangan demokrasi. Era Reformasi benar-benar memberi peluang yang sebesar-besar nya kepada seluruh warga negara untuk dapat berkiprah nyata dalam segala panggung kehidupan.
Tidak ada lagi dominasi aparat Pemerintah dan militer dalam pengisian jabatan publik. Setiap anak bangsa dapat bersaing untuk mengisi nya. Jadi, tidak mengherankan kalau banyak Pejabat Publik yang tidak memiliki basis Pemerintahan. Sistem yang demikian, wajar jika banyak menciptakan politik kekanak-kanakan.
Salam,
0 komentar:
Post a Comment