KLUETRAYANEWS.COM - Kerajaan
Kluet terletak di Sumatera, prov. Aceh, kabupaten Aceh selatan. Saat kesultanan
Aceh kerajaan itu merupakan vasal atau bawahan sultan Aceh dan dipimpin oleh
raja yang bergelar Uleebalang. Setelah berakhirnya Perang Aceh, tahun 1914,
Kluet masuk Onderafdeling Tapak Tuan, sebagai “swapraja”.
The kingdom of Kluet is
located on Sumatra, District of Aceh Selatan, prov. Aceh.
During the sultanate of Aceh
this kingdom was a vassal or subordinate to the sultan of Aceh and was led by the
king who had the title of Uleebalang. After the end of the Aceh War, in 1914,
Kluet entered Onderafdeling Tapak Tuan, as “swapraja”.
SEJARAH KERAJAAN KLUET
Sejarah Kluet dimulai dengan
kedatangan sebuah rombongan dari Samudra Pasai yang dipimpin oleh seorang Imam
yang bernama Imam Geredung pada Abad XIII.
Setelah melihat kesuburan
tanah Kluet, maka Imam ini memutuskan untuk menetap di suatu tempat yang
bernama Peparik. Pemerintahan waktu itu di pimpin oleh datuk-datuk dari tiga
suku yang ada.
Yaitu: suku Pinem, suku
Selian, dan suku Pelis ditambah suku Chaniago yang untuk kemudian sebagai suku
tamu yang konon berasal dari Sumatra Barat. Imam Geredung dari suku Pinem
menjadi pimpinan pertama mereka. Beberapa masa kemudian tahta Kerajaan Kluet diduduki
seorang raja yang bernama Kilap Fajar pada abad ke XVI.
Kilap Fajar ini keturunan dari
Sultan Alauddin Riayatsah Alkahar atau di kenal oleh orang Kluet dengan Marhum
Kahar. Sultan Alauddin Riayatsah ini berasal dari Aceh/Pasai.
Saat itu Kerajaan Kluet
meliputi tiga kecamatan yaitu: Bakongan, Kluet Selatan, dan Kluet Utara. Dewasa
ini suku Kluet hanya mendiami empat tempat kemukiman yaitu : mukim Perdamaian
dan mukim Makmur di Kluet Selatan, mukim Sejahtera dan mukim Manggamat di Kluet
Utara.
Seperti masyarakat Aceh pada
umumnya yang berada dipinggiran hutan masyarakat Manggamat sangat tinggi
ketergantungannya pada hutan, mayoritas mereka adalah petani.
Sejak dulu peraturan hidup dan
lingkungan ditata dengan kearifan adat setempat yang sangat erat hubungannya
dengan syariat Islam sebagai satu-satunya agama yang mereka anut.
Daftar Penguasa / list of
rulers
Keujruen-Keujruen yang
memerintah Tanah Kluet, yaitu: Teuku Kilat Fajar, 1539
2. Teuku Penjalo
3. Teuku Keujruen Tembun
4. Teuku Keujruen Bungkuk
5. Teuku Keujruen Abur
6. Teuku Keujruen Sagub ( Wan
Serun)
7. Teuku Keujruen Ambun
8. Teuku Keujruen Naib
Amansyah, samapai 1910
9. Teuku Keujrun Raja Mukmin,
1910 – 1926
10.Teuku Keujruen T.Meurah
Adam, 1926 – 1942
Teuku Teuboh bin Keujruen
Teuku Raja Mukmin. T.Teubo mantan sanco di Sinabang pada zaman Jepang, terakhir
menjabat Wedana di Sabang Pulau Weh, meninggal duni di Sabang pada tahun 1957
dan di kebumikan di sana Teuku Teuboh putra Teuku keujrun mukmin menikah dengan
Cut nyak najan putri dari T datok nyak raja susoh pada tahun 1936.
Pada waktu pemerintahan
dipimpin Keujruen Raja Mukmin dari Keujruen Naib Amansyah, pusat pemerintahan
di pindahkan ke Kedai Puntung. Pemindahan pusat atau Ibu Kota Pemerinthan dari
Kuto ke Kedai Puntung itu, karena pada waktu itu Kedai Puntung telah relatif
ramai. Keujruen Raja Mukmin ini, oleh orang Kluet sering disebut Keujruen
Tuo.(foto.pernikahan teuku teuboh bin teuku mukmin kleut
Rumah Adat Kluet
Rumahh Adat Kluet (Rungko)
terletak di Desa Koto Kluet Tengah didirikan pada tanggal 1 Januari 1861 oleh
Raja Menggamat Imam Hasbiyallah Muhummad Teuku Nyak Kuto – keturunan pejuang
Kluet Tgk. Imam Sabil yang pernah berperang melawan Belanda dalam Perang Lawe
Melang Menggamat. Rumah Adat Kluet – Rungko ini selain tempat tinggal Raja juga
berfungsi sebagai tempat perkara jika terjadi perselisihan dan sengketa dalam
kehidupan rakyat Menggamat.
Sumber: sultansinindonesieblog.wordpress.com
0 komentar:
Post a Comment