Pilkada 2017, Debat Kandidat Calon Gubenur dan Wakil Gubenur Aceh Penuh Gelak Tawa

Kluetrayanews.com, ACEH - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, tadi malam telah menggelar debat terbuka antara pasangan calon (paslon) gubernur/wakil gubernur Aceh di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh.
Berbeda dengan debat pilkada sebelumnya yang berlangsung serius dan menegangkan, debat kandidat cagub/cawagub Aceh tadi malam, terlihat lebih santai dan penuh gelak tawa.

Meski demikian, keenam pasangan calon gubernur/wakil gubernur Aceh hadir pada panggung debat itu, tetap serius kala beradu argumen, program, visi-misi, hingga saling menguji dengan pertanyaan-pertanyaan ‘sakti’.

Pantauan Serambi, debat yang berlangsung selama lebih kurang dua jam tersebut, awalnya tampak canggung. Suasana terasa tegang, apalagi acara tersebut disiarkan secara langsung oleh salah satu televisi nasional. Namun, Rory Asyari dan Zackia Arfan selaku host, tampil apik, keduanya pandai membawa suasana, pelan-pelan mencair dan cukup dinikmati oleh para pasangan calon dan peserta debat.

Sebelum Rory dan Zackia menanyakan pertanyaan di sesi kedua debat, keenam pasangan calon terlebih dahulu menyampaikan visi-misi mereka. Masing-masing pasangan calon hanya diberikan waktu selama dua menit tiga puluh detik, ada yang berhasil memanfaatkan durasi itu, ada pula yang tidak. Visi-misi yang disampaikan para calon orang nomor satu dan dua Aceh itu sama seperti visi-misi yang disampaikan di DPRA Jumat 28 Oktober lalu.

Sesi kedua, enam pasangan ini mulai dihujam pertanyaan oleh Rory dan Zackia, keduanya membacakan satu pertanyaan untuk masing-masing pasangan calon. Pertanyaan-pertanyaan berbobot itu, jauh-jauh hari sudah diracik oleh tiga panelis debat yakni, Prof Dr Nasir Aziz, Saifuddin Bantasyam SH MA, dan Mawardi Ismail SH MHum.

“Pertanyaan yang akan kita bacakan ini, baru dibuka malam ini dan kami baru mengetahui di atas panggung ini juga. Pertanyaan ini disusun langsung oleh tim panelis,” kata Rory.

Pertanyaan pertama ditujukan kepada pasangan calon gubernur nomor urut dua, yakni Zakaria Saman-T Alaidinsyah. “Pak Zakaria Saman dan T Alaidinsyah, dalam visi-misi, Anda berdua sama sekali tidak menyinggung soal keamanan di Aceh, apa sebenarnya langkah konkret Anda berdua untuk menjaga keamanan di Aceh dan kaitannya dengan peluang investasi di Aceh,” begitu lebih kurang pertanyaan yang diajukan Rory kepada pasangan dari jalur independen ini.

Mendengar pertanyaan itu, Apa Karya tampak tak mau ambil pusing, namun raut wajah seriusnya terpancar ketika hendak menjawab pertanyaan yang diajukan. “Soal fakir miskin dan anak yatim dulu yang utama, ada yang masih belum ada rumah. Masalah keamanan, kalau perut sudah aman, orang-orang nggak akan berontak lagi,” ujar Apa Karya.

Ruangan debat yang sedari tadi terasa hening, tiba-tiba meriah. Ratusan peserta yang hadir tertawa lepas mendengar jawaban mantan menteri pertahanan GAM ini.

Setelah itu, debat berlangsung dengan suasana berbeda. Apa Karya seperti menjadi magnet dengan gaya kocak dan jawaban yang tak disangka-sangka. Ia menarik perhatian peserta, bahkan para kandidat lain ikut tertawa melihat dan mendengar Apa Karya. Sesi-sesi selanjutnya, debat berlangsung penuh gelak tawa, meski tetap menunjukkan keseriusan masing-masing calon, namun debat dengan suasana meriah.

Amatan Serambi, tak hanya Apa Karya yang mengundang gelak tawa peserta yang hadir. Saat Irwandi Yusuf melemparkan pertanyaan kepada pasangan Abdullah Puteh-Sayed Mustafa Usab, ratusan orang di ruangan itu juga terbahak.

“Pak Abdullah Puteh, kemarin saya baca Serambi, katanya dana kampanye Anda nol, ini bagaimana Anda sebenarnya, apa serius dalam hal ini. Kalau misalnya tidak serius, beri dukungan saja kepada kami,” sebut Irwandi.

Abdullah Puteh kemudian menjawab dengan tenang. Mantan gubernur Aceh ini mengatakan, persoalan tidak ada uang dalam rekening (kampanye) itu bukan hal yang penting. “Tidak tersebutkan ya tidak apa-apa, itu tidak terlalu penting. Yang pasti setiap hari kita perlu uang untuk membiayai apapun,” begitu lebih kurang jawaban Abdullah Puteh.

Bahasa Aceh
Gelak tawa peserta debat kembali pecah saat Apa Karya berbicara dengan bahasa Aceh, ketika ia melemparkan pertanyaan kepada pasangan lainnnya. Apa Karya seolah lupa, bahwa debat tersebut disiarkan secara nasional, namun ia tetap menunjukkah ciri khasnya, berbicara lugas dengan bahasa Aceh.

Bahkan, saat Apa Karya berbahasa Aceh, peraga bahasa isyarat yang tampil di sudut layar televisi terdiam, ia tidak melakukan isyarat apa pun saat Apa Karya berbicara dalam bahasa Aceh.

Debat tadi malam berlangsung dalam beberapa sesi. Catatan Serambi, ada dua isu sentral atau isu aktual yang diangkat oleh tim panelis dalam debat tadi malam, yaitu isu maraknya peredaran narkoba di Aceh dan isu penggangulan bencana alam.

Kedua isu tersebut diajukan untuk semua kandidat, keenam pasangan tampak komit memberantas narkoba dan sigap untuk menanggulangi bencana sejak dini, sepeti menciptakan gampong siga bencana, early warning system, dan membuat pemetaan bencana.

Amatan Serambi, masing-masing pendukung pasangan cagub tampak memadati ruang tempat berlangsungnya acara debat. Tak hanya di dalam ruangan, bahkan di luar hotel, para pendukung juga antuisias menyaksikan melalui dua layar televisi yang disediakan penyelenggara.

Sebelumnya, Ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa pelaksanaan pemungutan suara tinggal 48 hari lagi. Masyarakat Aceh akan menentukan siapa pemimpin Aceh lima tahun ke depan. “Debat kandidat yang berlangsung malam ini bukan hanya presentasi visi dan misi, tapi juga menitikberatkan pada political education, civic education, dan juga voter education,” pungkas Ridwan Hadi.

Sumber : Tribunnews.com

Share on Google Plus

About Kluet Raya News

0 komentar: