Fokus APBA 2017 Harus Dongkrak Ekonomi Rakyat Aceh

Kluetrayanews.com, ACEH - Pengamat ekonomi dari Unsyiah Rustam Effendi menyarankan pemerintah Aceh agar penyusunan RAPBA 2017 hendaknya memfokuskan pada program dan kegiatan yang bisa mendongkrak ekonomi rakyat secara meluas. Selama ini target pertumbuhan ekonomi pemerintah Aceh tidak pernah tercapai.
Secara menyeluruh, pertumbuhan ekonomi Aceh per November 2016 baru mencapai 4,06 persen, sementara target yang tercantum dalam buku RPJM 2012 - 2017 sekitar 7 persen . “Sejak tahun 2014 - 2016 ini, target pertumbuhan ekonomi yang dibuat Pemerintah Aceh tidak pernah tercapai. Ini artinya, penyusunan program pemberdayaan ekonomi rakyat yang dibuat selama ini oleh seluruh SKPA dalam RAPBA, belum terfokus mendongkrak dan menumbuhkan ekonomi rakyat secara meluas, melainkan sekadar melaksanakan saja, tapi tidak memikirkan manfaatnya untuk rakyat,” kata Rustam Effendi kepada Serambi, Minggu (18/12) ketika dimintai tanggapannya tentang harapannya terhadap APBA 2017.

Belanja pembangunan yang tersedia di Aceh, menurut Rustam Effendi, cukup banyak. Selain APBN, dari APBA saja bisa mencapai Rp 12 - Rp 13 triliun dalam dua tahun terakhir. Tahun 2017 bahkan lebih besar lagi, mencapai Rp 14 triliun lebih. Ini artinya, kata dia, daerah ini memiliki anggaran yang cukup lumayan untuk mendongkrak dan membangkitkan perkonomian rakyatnya.

Pondasi ekonomi Aceh, kata Rustam, bertumpu pada sektor pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Tetapi, pertumbuhan kelima sub-sektor usaha itu juga masih sangat rendah. Menurut data BPS, posisi November 2016, kelima sektor usaha pertanian itu hanya tumbuh sebesar 3,06 persen.

Pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran, sebut Rustam Effendi, juga masih sangat rendah hanya 1,97 persen. Dan yang anehnya lagi, jalan sudah banyak yang bagus di Aceh, tapi pertumbuhan sektor usaha transportasi dan pergudangan malah minus 0,05 persen.

Untungnya, kata Rustam, pertumbuhan sektor usaha listrik dan gasnya sedikit bagus mencapai 10,04 persen. Tapi pertumbuhan sektor usaha kelistrikan dan gas tadi, tidak diikuti dengan pembuatan program membangkitkan industri pengolahan oleh SKPA. Akibatnya, pertumbuhan sektor usaha industri pengolahan minus 6,46 persen.

Pertumbuhan sektor jasa keuangan di Aceh, kata Rustam, sangat tinggi mencapai 14,71 persen, tapi pertumbuhan itu baru untuk sektor usaha konstruksi dan akomodasi makan dan minum (perhotelan dan cafe). Jasa konstruksi tumbuh 16,41 persen, dan jasa usaha perhotelan dan cafe tumbuh 8 persen.

Rustam Effendi berharap pemerintah Aceh memformulasikan kembali strategi pembangunan ekonomi kerakyatannya. Program dan kegiatan maupun proyek yang dibuat, harus bisa menjawab isu dan masalah hambatan ekonomi yang terjadi di tengah masyarakat. “Buat solusi untuk mencapai tujuannya sekaligus harus ada komitmen yang tinggi dari pihak legislatif dan eksekutif untuk mencapainya,” kata Rustam.

Sumber : aceh.tribunnews.com

Share on Google Plus

About Kluet Raya News

0 komentar: