Bustanussalatin, Wajah Baru Taman Sari Banda Aceh yang Instagramable

Kluetrayanews.com, BANDA ACEH - Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH), ibarat oase di tengah kota.

Mengembalikan kegemilangan Banda Aceh tempo dulu, kota yang dulu bernama Kuta Raja itu yang semakin bersolek.
Adalah Bustanussalatin, Taman Sari yang sudah ada sejak abad ke-17 Kerajaan Aceh Darussalam menjadi icon ibukota provinsi ujung barat Indonesia itu.



Taman seluas 3.000 meter yang dulunya bernama Taman Ghirah merupakan tempat bermain keluarga raja.

Taman warisan raja diraja Aceh itu kini semakin bersinar dengan keberadaan Bustanussalatin, gedung yang diperuntukkan bagi museum.

"Ide awal melihat kondisi Taman Sari yang sudah kurang nyaman bagi pengunjung karena kurang sarana dan sarana yang ada kurang berfungsi maksimal, sehingga perlu direvitalisasi. Konsepnya menambah keindahan dan kebutuhan sarana taman," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banda Aceh, T Samsuar kepada Serambinews.com, Selasa (24/1/2016).


Samsuar memaparkan, gedung Bustanussalatin akan dijadikan museum yang memamerkan foto dan informasi sejarah dan pembangunan Kota Banda Aceh dari masa ke masa.

Pameran tetap itu mengambil tempat di Gedung Bustanussalatin yang pembangunannya sudah dimulai 2016 lalu dan ditargetkan difungsikan tahun ini.

Selain museum, pembenahan sarana meliputi area parkir, tempat berjualan bagi pedagang, penataan pedestrian, dan saluran dalam area taman. Sebelumnya telah ada gedung serba guna dan bangku taman khusus untuk netizen.

Lengkap dengan arena bermain anak-anak.

Sementara di muka gedung Bustanussalatin, terbentang pekarangan hijau yang dijejali batang besi warna warni berlatar menara Masjid Raya Baiturrahman.

Instagramable

Riwayat

Taman seluas 3.000 meter persegi tersebut sudah ada sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam.

Tempo dulu luasnya mencapai 1/3 Kota Banda Aceh. Mulanya Taman Sari bernama Taman Ghairah yang merupakan taman istana tempat bermain keluarga raja.


Satu kesatuan dengan Bustanussalatin yang artinya taman raja-raja. Dibangun sebagai taman kesultanan Aceh, tepatnya pada tahun 1514 M. 

Bustanussalatin terbentang di sepanjang Krueng Daroy yang melintasi Gunongan, Pinto Khop, Kandang, hingga Pulau Gajah, dan Masjid Raya. Krueng dalam bahasa lokal bermakna sungai.

Krueng Daroy sendiri merupakan sungai buatan serupa kanal yang membelah kawasan Bustanussalatin.


Di awal tahun 1970-an masih belum terlihat bangunan-bangunan baru di areal ini, kecuali sebuah rumah musik peninggalan pendudukan Hindia-Belanda di tengah-tengah taman serta tugu proklamasi yang berada di sebelah utara.

Di awal tahun 1980-an dibangun sebuah menara tower air dan cafe bernama `Rindang'. Semua bangunan di area ini rusak akibat gempa dan gelombang tsunami pada 26 Desember 2004, kecuali tugu proklamasi dan tower air.

Sejak itulah Taman Sari berganti rupa. (*)

Sumber : aceh.tribunews.com



Share on Google Plus

About Kluet Raya News

0 komentar: