Kluet Raya News - Jakarta - Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia saat ini dinilai belum sinergi antar semua elemen masyarakat. Demikian kesimpulan dari seminar nasional Pengembangan Wisata Indonesia di aula Dwiwarna, Gedung Panca Gatra Lemhanas Jakarta Pusat, Senin (26/9/2016).
Foto : Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Ketua Panitia, Laksda TNI Amarullah Oktavian dan Wakil Ketua Panitia, Prof Apridar menyebutkan, untuk memaksimalkan pengembangan wisata di Indonesia ditawarkan empat strategi, yaitu perlu disusunnya sebuah kebijakan nasional terkait pengembangan pariwisata budaya secara komprehensif.
Berikutnya, melaksanakan harmonisasi berbagai peraturan perundang-undangan terkait pengembangan pariwisata budaya antar pemerintah pusat dan daerah. Menyusun prioritas pembangunan infrastruktur pariwisata budaya berstandar dunia, serta memperkuan sinergi masyarakat dan swasta dengan pemerintah dalam pengembangan wisata.
Prof Apridar yang juga Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh, menyebutkan, pembicara dalam seminar itu yakni Asisten Deputi Pengembangan Infrastrukstur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata, Frans Teguh, Bambang Sunaryo (UGM), Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel Republik Indoensia, Sudrajat, dan Ketua Asosiasi Travel Indonesia, Asnawi Bahar. Seminar kali ini mengambil tema Sinergitas Masyarakat dan Swasta Dalam Pengembangan Pariwisata Budaya Bersama Pemerintah.
“Kita ini kaya budaya, obyek wisata budaya itu belum digarap serius. Nah, jika serius kita meyakini bahwa itu akan menjadi daya tarik untuk wisatawan asing dan mancanegara. Untuk itu, perlu pemahaman bersama dalam mengembangkan obyek wisata budaya,” sebut Prof Apridar.
Dia berharap, koordinasi lintas kementerian, pemerintah daerah dan pemerintah pusat juga berdampak positif pada meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi wisata. “Sehingga turunannya bisa mengentaskan kemiskinan dan pada akhirnya ketahanan nasional akan tangguh,” kata Apridar.
Sumber : Goaceh.co
0 komentar:
Post a Comment