Kluetrayanews.com, KLUET RAYA - Kabupaten Aceh Selatan saat ini tengah mengembangkan wilayah Kluet Raya yang akan menjadi andalan menuju konsep Minapolitan.
Contoh pembangunan PLTB Kluet Raya 10 MW di Gampong Suaq Bakong Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan yang sampai saat ini tak kunjung di bangun.
Minapolitan merupakan konsep manajemen ekonomi kawasan berbasis kelautan dan perikanan. Untuk menyukseskan program tersebut, dikutip beberapa teks sumatra.bisnis.com mengatakan Pemkab Aceh Selatan telah menerapkan zonasi wilayah yang salah satunya menetapkan Kluet Raya sebagai zona pengembangan ikan air tawar.
Minapolitan merupakan konsep manajemen ekonomi kawasan berbasis kelautan dan perikanan. Untuk menyukseskan program tersebut, dikutip beberapa teks sumatra.bisnis.com mengatakan Pemkab Aceh Selatan telah menerapkan zonasi wilayah yang salah satunya menetapkan Kluet Raya sebagai zona pengembangan ikan air tawar.
Kemudian wilayah Tapaktuan hingga Labuhan Haji sebagai zona pengembangan perikanan laut.
Ditetapkannya wilayah Kluet Raya yang meliputi lima kecamatan a.l. Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet Tengah,Kluet Timur dan Kluet Selatan dalam pengembangan budi daya ikan air tawar karena kawasan tersebut didukung dengan ketersediaan sumber daya alam.
"Di kawasan Kluet Raya terdapat lahan pertanian yang membentang luas yang terdiri dari lahan persawahan dan tambak-tambak ikan sehingga kami menilai di kawasan itu sangat potensial untuk dikembangkan budi daya ikan air tawar," kata Cut Yusminar beberapa waktu yang lalu.
Ikan air tawar yang akan dikembangkan di Kluet Raya antara lain lele, mujair, patin, nila, ikan mas, baung, belut serta gurame.
Khusus untuk lele dan ikan mas, pengembangannya sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat setempat dengan sistem tradisional.
Kegiatan budi daya akan dikembangkan oleh pemkab dengan cara pemberian bantuan pembangunan tambak dan bibit ikan.
"Jenis lele yang dikembangkan oleh masyarakat secara tradisional tersebut adalah jenis ikan lele kampung atau sering disebut limbek padi. Lele jenis ini sangat potensial dikembangkan di Aceh Selatan, sebab didukung dengan sumber daya alam yang ada," jelasnya.
Untuk mencapai konsep Minapolitan tersebut, Pemkab Aceh Selatan untuk mensinergikan kerja dinas-dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanikan serta Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM.
Di samping itu, Aceh Selatan juga melakukan upaya lobi ke pemerintah pusat guna mendapatkan dukungan dana yang bersumber dari APBN.
Upaya lobi itu pun sudah membuahkan hasil. Dalam Tahun Anggaran 2014 Aceh Selatan mendapatkan alokasi sebesar Rp800 juta melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pembangunan demonstration farm (demfarm) minapolitan di wilayah Kluet Raya.
Selain itu, Aceh Selatan juga telah berhasil merealisasikan proyek ice storage dan genset dengan total anggaran sebesar Rp780 juta yang bersumber dari APBN.
Kemudian, masih di Tahun Anggaran 2014, memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp3 miliar dari pusat untuk kelanjutan pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Labuhan Haji. Fasilitas ini juga telah dilengkapi dengan pabrik es berskala besar.
"Sesuai dengan arahan Bupati Aceh Selatan, target kita adalah di samping untuk menunjang program minapolitan sektor perikanan laut, PPI Labuhan Haji tersebut juga harus terjadi peningkatan status menjadi UPTD dan menjadi satu-satunya PPI terbesar atau menjadi sentralnya PPI di pantai barat selatan Provinsi Aceh," pungkasnya.
Sumber : sumatra.bisnis.com
Ditetapkannya wilayah Kluet Raya yang meliputi lima kecamatan a.l. Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet Tengah,Kluet Timur dan Kluet Selatan dalam pengembangan budi daya ikan air tawar karena kawasan tersebut didukung dengan ketersediaan sumber daya alam.
"Di kawasan Kluet Raya terdapat lahan pertanian yang membentang luas yang terdiri dari lahan persawahan dan tambak-tambak ikan sehingga kami menilai di kawasan itu sangat potensial untuk dikembangkan budi daya ikan air tawar," kata Cut Yusminar beberapa waktu yang lalu.
Ikan air tawar yang akan dikembangkan di Kluet Raya antara lain lele, mujair, patin, nila, ikan mas, baung, belut serta gurame.
Khusus untuk lele dan ikan mas, pengembangannya sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat setempat dengan sistem tradisional.
Kegiatan budi daya akan dikembangkan oleh pemkab dengan cara pemberian bantuan pembangunan tambak dan bibit ikan.
"Jenis lele yang dikembangkan oleh masyarakat secara tradisional tersebut adalah jenis ikan lele kampung atau sering disebut limbek padi. Lele jenis ini sangat potensial dikembangkan di Aceh Selatan, sebab didukung dengan sumber daya alam yang ada," jelasnya.
Untuk mencapai konsep Minapolitan tersebut, Pemkab Aceh Selatan untuk mensinergikan kerja dinas-dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanikan serta Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM.
Di samping itu, Aceh Selatan juga melakukan upaya lobi ke pemerintah pusat guna mendapatkan dukungan dana yang bersumber dari APBN.
Upaya lobi itu pun sudah membuahkan hasil. Dalam Tahun Anggaran 2014 Aceh Selatan mendapatkan alokasi sebesar Rp800 juta melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pembangunan demonstration farm (demfarm) minapolitan di wilayah Kluet Raya.
Selain itu, Aceh Selatan juga telah berhasil merealisasikan proyek ice storage dan genset dengan total anggaran sebesar Rp780 juta yang bersumber dari APBN.
Kemudian, masih di Tahun Anggaran 2014, memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp3 miliar dari pusat untuk kelanjutan pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Labuhan Haji. Fasilitas ini juga telah dilengkapi dengan pabrik es berskala besar.
"Sesuai dengan arahan Bupati Aceh Selatan, target kita adalah di samping untuk menunjang program minapolitan sektor perikanan laut, PPI Labuhan Haji tersebut juga harus terjadi peningkatan status menjadi UPTD dan menjadi satu-satunya PPI terbesar atau menjadi sentralnya PPI di pantai barat selatan Provinsi Aceh," pungkasnya.
Sumber : sumatra.bisnis.com
0 komentar:
Post a Comment