Akibat Pasokan Air Kurang Menggalir Ke Sawah, Petani di Lorong Pasie Kualaba' U Kluet Utara Terancam Gagal Tanam

Foto Ilustrasi Sawah

KLUETRAYANEWS.com, KLUET UTARA - Sejumlah petani yang mengolah sawah di lorong Pasie gampong Pasie Kualaba’u kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan, mengkhawatirkan kondisi kekeringan yang melanda sawah mereka, pasalnya saat ini sawah petani di lokasi tersebut tengah memasuki masa tanam.

Saat ini kondisi sawah sudah sangat kering, bahkan sebagian permukaan tanah juga mengalami retak akibat tidak teraliri air sejak dua bulan terakhir, penyebabnya debit air yang sudah diatur petugas kantor pengairan tidak kunjung sampai di lahan sawah petani yang terletak di hilir ini. Hal itu disampaikan oleh Said Habibi, salah seorang petani lorong Pasie gampong Pasie Kualaba’u kepada awak media minggu (26/1/2020).

Menurutnya kondisi ini sudah sangat memprihatinkan, lantaran banyak petani yang dikhawatirkan gagal tanam karena lahan sawah sudah keras akibat kekeringan itu.

“Banyak diantara kami beresiko gagal tanam, sebab hingga sore ini (Minggu,26/1) saluran air belum juga dialiri air,” sebutnya.

Kondisi saluran irigasi yang masih kering tanpa pasokan air

Tak hanya itu lanjutnya, banyak bibit padi yang sudah berusia hingga dua bulan gagal untuk disemai karena kondisi ini, ia mengaku dirinya juga sempat menggunakan dugai (tongkat/alat untuk melubangi tanah) untuk menyemai bibit padi.

“Pake dugai tanoeh baroe jeut ta pula padee,ie hanalom tanda-tanda troeh bak lueng irigasi kamoe // terpaksa “dugai” (lubangi) tanah baru dapat kita semai padi, air belum ada tanda -tanda mengaliri saluran irigasi kami,” timpalnya dalam bahasa Aceh.

Sebenarnya, lanjut Said, pasokan air di hulu sangat banyak, sayangnya air tersebut tidak sampai ke hilir lantaran banyaknya lahan sawah yang harus dialiri ditambah lagi adanya penghambatan air oleh sekelompok oknum petani sehingga secara otomatis petani di hilir mengalami kekeringan.

Petani menggunakan mesin pompa air guna memompa air dari sungai ke persawahan

“Untuk mengaliri air sampai ke Pasie Kualaba’u. saya kira butuh waktu hingga tiga hari dengan kondisi pintu air dibuka full dan hambatan-hambatan itu dibongkar,” jelasnya.

Ia menuturkan, untuk mengatasi kekeringan, para petani juga sudah berupaya dengan cara memompa air dari sungai ke parit dan dialirkan ke sawah serta ada juga petani yang membuka sumur bor di sawah mereka.

“Tentu upaya ini hanya untuk jangka pendek saja, kami petani membutuhkan langkah tepat yang segera dilakukan pihak terkait, agar kekhawatiran kami terancam gagal tanam tidak terjadi,” harapnya.

Sumber : liputanrakyat.com
Share on Google Plus

About admin

0 komentar: